Contoh Teks Khutbah Jumat: Cara Merenungi Diri di Tengah Musibah

Contoh Teks Khutbah Jumat: Cara Merenungi Diri di Tengah Musibah

Contoh khutbah Jumat dengan tema renungan di tengah musibah. Naskah khutbah Jumat dalam artikel ini berkaitan dengan terjadinya musibah bencana alam seperti gunung meletus dan banjir yang terjadi akhir akhir ini. Dalam khutbah Jumat bertema renungan di tengah musibah ini akan diterangkan bahwa setiap orang tidak luput dari musibah dan ujian.

Khotib dapat menyampaikan tentang ajaran Islam yang berkaitan dengan cara melewati ujian atau musibah dengan sabar. Adapun contoh teks khutbah Jumat ini dapat dibacakan ketika khutbah salat Jumat pada hari Jumat (8/12/2023). Simak contoh khutbah jumat berikut ini, melansir dari laman Pondok Pesantren Lirboyo .

Contoh Teks Khutbah Jumat: Cara Merenungi Diri di Tengah Musibah Contoh Teks Khutbah Jumat: Cara Berpuasa Ramadhan yang Sempurna Contoh Teks Khutbah Jumat di Bulan Rajab

Contoh Teks Khutbah Jumat Singkat: Pentingnya Intropeksi Diri di Akhir Tahun Contoh Teks Khutbah Jumat dengan Tema Pendidikan Contoh Teks Khutbah Jumat Tema Isra Miraj

Contoh Teks Khutbah Jumat dengan Tema Bulan Ramadan Contoh Teks Khutbah Jumat dengan Tema Bulan Syawal Di siang yang penuh berkah ini, khatib berpesan kepada diri khatib sendiri khususnya, dan kepada segenap Di siang yang penuh berkah ini, khatib berpesan kepada diri khatib sendiri khususnya, dan kepada segenap jamaah jumat sekalian umumnya, agar senantiasa memupuk ketakwaan kita di hadapan Sang Pencipta.

Takwa dalam arti Imtitsaalu awamirih wajtinaabu nawaahih. Menjalankan segala perintah dan menjauhi apa yang dilarang Allah. Jangan jadikan ini seperti pesan yang acapkali terdengar dalam setiap khutbah, namun lebih tancapkan lagi ke dalam sanubari, kita renungi bersama, betapa takwa adalah modal utama bagi seorang hamba yang ingin meraih keselamatan dunia dan akhirat. Setiap dari kita pasti diberi cobaan, tantangan dan ujian dalam hidup, meski dengan kadar ringan dan beratnya berbeda beda. Semua itu, selain merupakan bentuk teguran kepada kita yang mungkin telah banyak lalai kepada Sang Pencipta, juga salah satu cara Allah untuk mengangkat derajat seorang hamba di sisi Nya jika ia mampu dengan sabar dan tabah menghadapinya.

Jika kita mau menyadari dengan penuh kerendahan diri, sejatinya lebih banyak nikmat yang telah dianugerahkan Allah daripada ujian dan cobaan yang Ia turunkan kepada kita. Nikmat nafas yang masih mengalir dan terlahir dalam keadaan iman merupakan nikmat yang tak tergantikan dengan materi. Walaupun secara praktik tidaklah semudah membalikkan telapak tangan untuk menghadapi ujian. Di sinilah peran kuat dan tidaknya keimanan seseorang yang menjadi penentu.

Sangat banyak i’tibar dari berita berita media massa yang menggambarkan bagaimana seseorang tak kuasa menahan beban hidupnya sehingga naudzubillah, berani mengakhiri hidupnya. Juga tak sedikit contoh teguhnya kesabaran seseorang yang berbuah dengan kemanisan di roda kehidupan berikutnya. Semua tergantung keimanan masing masing. Saat musibah melanda, tugas kita adalah bersabar melaluinya dengan tetap yakin, bahwa Allah telah memilihkan jalan yang terbaik untuk diri kita.

Sebab, teramat sering sesuatu yang kita kira baik, ternyata malah menjadi kesengsaraan. Sebaliknya, perkara yang kita remehkan, kita benci, kita jauhi sekuat mungkin, namun nyatanya ada banyak sekali kebaikan yang dibawanya dan itu terbaik bagi kita. Begitulah memang seharusnya kita menyerahkan segala urusan ini kepada Allah, Dzat Yang Maha Tahu atas apa yang terbaik bagi hambanya. Yang perlu kita tanamkan juga sejak dini dan wajib kita yakini, bahwa semua yang terjadi tidak lepas dari apa yang sudah tercatat di Lauhil Mahfudz, kita harus merelakan nikmat titpan Nya diambil kembali, atau musibahnya Ia timpakan lagi.

Allah lah pemilik semua ini, Ia juga berhak berbuat sekehendak Nya, dalam sebuah hadis qudsi Allah berfirman memperingatkan kita : Artinya: ”Siapa tidak bersyukur atas nikmat nikmat pemberian Ku, tidak bersabar atas ujian Ku dan ridla terhadap kepastian qadla Ku, maka carilah Tuhan selain Aku.” Begitulah Pemilik Alam ini mengancam kita yang enggan bersyukur, sabar dan ridla atas semua ketetapan Nya.

Ridla dengan bagaimanapun garis takdir berjalan, akan menjadikan kita lebih nyaman dalam mengarungi hidup ini. Sebab, kita tidak terbebani diri untuk memikirkannya. Sehingga aktivitas menjadi ringan, ibadah pun bisa lebih tekun dengan jiwa yang sudah tunduk kepada Nya. Allah berfirman dalam QS. At Taghabun ayat 11; “Tidak ada sesuatu musibah yang menimpa (seseorang), kecuali dengan izin Allah; dan barangsiapa beriman kepada Allah, niscaya Allah akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu .” (QS. At Taghabun :11).

Adalah tugas kita untuk ridla dengan segala kemungkinan kemungkinan yang akan terjadi dalam kehidupan ini. Semua atas izin Allah dan ketetapan Nya. Semoga kita bisa melatih diri sehingga menjadi orang yang tabah dan sabar atas cobaan sekaligus mampu bersyukur kala nikmat nikmat Nya tercurah. Amin. Artikel ini merupakan bagian dari

KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *