Sinergi Seni dan Kecerdasan Buatan Jadi Wajah Baru Kreativitas dalam Era Digital

Sinergi Seni dan Kecerdasan Buatan Jadi Wajah Baru Kreativitas dalam Era Digital

Bagi insan kreatif atau seniman, kemunculan kecerdasan buatan atauArtificial Intelligence(AI) bukanlah menjadi ancaman tapi justru alat bantu yang kuat untuk seniman bukan sebagai pengganti mereka. Anne Ploin, seorang peneliti dari Oxford Internet Institute melihat AI bukan sebagai ancaman, tetapi sebagai teman kolaboratif. "Kecerdasan buatan akan bisa membawa kreativitas manusia ke tingkat yang lebih tinggi," kata Anne saat acara acara #stARTwithInkLords di Jakarta beberapa waktu lalu.

Dikatakannya, integrasi AI dalam seni harus dilihat sebagai perluasan dari alat yang sudah ada, bukan penggantinya. Rizky Amom, seniman visual dari Indonesia mengatakan, AI membantunya menerjemahkan konsep konsep abstrak menjadi karya seni visual yang kompleks dengan lebih efisien. "AI akan membuka lebih banyak ruang untuk eksperimen dan inovasi," katanya.

Sinergi Seni dan Kecerdasan Buatan Jadi Wajah Baru Kreativitas dalam Era Digital Hardiknas, Guru Era Baru Diharapkan jadi Wadah Solusi Pendidikan di Era Digital CEO Nusameta WIR Group: Teknologi Kecerdasan Buatan Telah Masuk dalam Industri Kreatif

Fakultas Teknik Untag Surabaya Siapkan SDM Di Bidang Kecerdasan Buatan Gereja Katolik Ingin Punya Pendapat Mengenai Masa Depan Kecerdasan Buatan Apa Itu Proyek Nimbus? Kerjasama Militer Israel dan Google di Bidang Teknologi Kecerdasan Buatan

Sinergi Pemerintah dan PLN dalam Pembangunan Infrastruktur Energi Sinergi Pemerintah dan PLN dalam Pembangunan Infrastruktur Energi Pengalaman Amom menunjukkan bahwa AI bisa menjadi partner dalam proses kreatif, memberikan seniman kemampuan untuk eksplorasi tanpa batas.

Di sisi lain, Ink Lords, sub brand dari AIRSCREAM yang berbasis di Inggris, menunjukkan aplikasi praktis AI dalam bisnis mereka. Andrew Koh, Brand and Marketing Global Head Ink Lords, menjelaskan penggunaan AI dalam desain kemasan produk mereka. "Desain kemasan kami, yang terinspirasi dari mitologi Indonesia, tidak hanya mencerminkan kekayaan budaya tetapi juga inovasi teknologi yang kami gunakan," kata Andrew.

Sinergi antara seni dan teknologi ini tidak hanya menarik perhatian pasar tapi juga mempertajam identitas brand mereka. "Walaupun kami menggunakan aplikasi desain AI, kami tetap melibatkan grafis desainer profesional sehingga proses serta hasilnya sesuai dengan ekspektasi kami, langkah ini merupakan bagian dari nilai nilai yang dianut oleh Inklord sebagai pencipta tren," katanya. Muhammad Rifai, seorang seniman lain yang hadir, menyampaikan optimisme terhadap masa depan seni dan AI.

"Dengan AI, kami tidak hanya menciptakan karya yang baru dan inovatif tetapi juga memperkuat dialog antara teknologi dan seni tradisional," ujar Rifai.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *